“Hidup adalah perjalanan untuk membangun rumah untuk hati. Mencari penutup lubang-lubang kekecewaan, penderitaan, ketidakpastian, dan keraguan. Akan penuh dengan perjuangan. Dan itu yang akan membuat sebuah rumah indah.” – Iwan Styawan
Ngelencer ke Scarborough
Salah satu hal yang paling saya sukai dalam hidup ini adalah mengadakan perjalanan, traveling , alias ngelencer. Buat saya, perjalanan bukan sekedar aktivitas penghilang kejenuhan dan kejumudan hidup. Tetapi juga tentang bagaimana melihat dunia dengan cara yang berbeda. Buat saya, perjalanan bukan sekedar melihat tempat-tempat yang indah, dan mengabadikanya dalam jepretan foto, untuk kemudian dipamerkan. Tetapi juga tentang merasakan. Buat saya, perjalanan bukan sekedar menciptakan kenangan, tetapi juga tentang belajar kehidupan. (halah, PRETT!!)
Kali ini, saya mengunjungi salah satu kota pesisir di Inggris, namanya Scarborough (cara bacanya: Skar BRA). Dengan bus, kurang lebih 4 jam perjalan ke arah timur laut dari kota Nottingham. Saya datang kesini bersama rombongan keluaraga besar saya di Nottingham, yaitu teman-teman pengajian PeDLN, tepatnya pada bulan September kemaren. Kami punya program rihlah (eits, kemarab yo?) atau jalan-jalan setiap tahunya.
Sekilas, tidak ada yang istimewa dari kota pesisir Scarborough ini. Yah, kalau dibandingkan dengan pantai-pantai di Bali dan Lombok, masih kalah jauh. Satu saja yang saya suka, pantainya bersih sekali. Suara deru ombak, kicauan ribuan burung camar, layar perahu nelayan yang terkembang terombang-ambing di tengah laut, kecerian anak-anak bermain di tepi pantai, serta garis batas pantai yang seolah tanpa batas adalah sesuatu yang lebih dari sekedar indah untuk dirasakan.
Sayang, cuaca hari itu sedikit kurang bersahabat. Rinai rintik-rintik hujan tak juga reda sepanjang hari. Kami terpaksa, mendirikan tenda darurat untuk menaruh bekal makanan kami. Kemudian kami makan bersama, duduk berjejer, berderet-deret di tepi pantai, meski harus bercampur dengan sedikit air hujan. Tetapi, tak sedikit pun mengurangi indahnya rasa kebersamaan kami. Rupanya, pemandangan ratusan orang Indonesia yang terlihat guyub itu mengundang perhatian para bule di sekitar pantai. Wajah-wajah mereka terlihat so amazed , nggumun, melihat keberadaan kami. Mungkin dalam hati mereka mbatin kok ya ada ya orang sebanyak ini terlihat begitu guyup rukun, penuh canda tawa. Yah, sangat dimaklumi tentunya, mengingat gaya hidup orang Inggris dan orang Eropa pada umumnya yang sangat-sangat individualis.
Di pantai Scarborough ini kami juga berjumpa dengan masyarakat Indonesia lainya dari kota lain, yaitu kota Hull dan Essex. Jadi, bertambah melimpah ruahlah kebahagiaan kami. Selain keindahan pantai, di kota Scarborough kita juga bisa mengunjungi Kastil, Gereja tua, dan Museum. Tiga tempat tujuan wisata yang sangat tipikal yang hampir bisa dipastikan selalu ada di setiap kota di Inggris.
Yang istimewa adalah perkampungan nelayan yang terletak tidak jauh dari pantai. Anda bisa menyaksikan puluhan perahu nelayan yang sedang bersandar, dan berbagai tempat penjual oleh-oleh khas masyarakat pesisir. Saya jadi ingat kota Muncar, kota pesisir di timur kabupaten Banyuwangi, kota kelahiran saya. Bedanya, kalau disini bersih, di Muncar terkesan kumuh dan baunya itu lo, membuat perut langsung muneg-muneg (mau muntah).
Setiap kota memiliki keunikan tersendiri, dan setiap kota menyimpan kenangan tersendiri. Semoga perjalanan kali ini menjadi kenangan kebersamaan kami, yang suatu saat nanti pasti akan kami rindukan kembali.