Hidup, nun jauh di negeri perantauan , terkadang membuat ku rindu kampung halaman.
Apalagi, saat lelah di tengah letih perjuangan.
Indahnya arsitektur romawi gedung-gedung bersejarah di daratan eropa, tak mampu menghapus
kerinduan ku akan kepolosan wajah ayu kampung halaman ku.
Megahnya gedung-gedung modern pencakar langit, di kota pusat peradaban dunia ini,
Tak mampu mengobati kangen hatiku pada kebersahajaan dan keaslian pemandangan gunung dang sawah
di kampung halamanku.
Betapa pun cantik dan tampanya, manusia-manusia bergaya hidup tinggi di kota ini,
tak mampu meluruhkan rindu melihat keluguan dan kepolosan wajah-wajah para petani di kampung halaman ku.
Kampung halaman ku,
Kaulah penyuluh ku, di kala semangat ku mulai redup di perantauan.
Kampung halaman ku,
Doakanlah ku cepat kembali, setelah kutuntaskan semua pedih perjuangan ini.
Kepada mu, aku akan mengabdi, suatu saat di hari tua nanti.
Titip rindu ku, untuk hamparan padi, nyiur pohon kelapa, sawah, gunung, dan
gemercik air sungai di kampung halaman ku.
Nottingham, 15/08/2014
***
Thanks for Reading 🙂
Matur Nuwun!
Jangan lupa, Untuk Cerita Lebih Seru, Please subscribe, My Youtube Channel ya! Klik:
Semoga kuliahe super sukses yo kang.. ayo kopdaran..
Ammin. Matur nuwun ndop. Insha Allah ndop, bila-bila ada masa.
Bismillah mas…
Cak Shon, nama-nama seperti gunung Raung, Rogojampi, akrab juga di telinga saya. Mbahku dari Kalibaru, termasuk area Banyuwangi juga kan?
Foto sampeyan di artikel ini juga mengingatkan saya dengan kampung halaman. Ndak ada pemandangan seperti itu di Jakarta sini.
betul mas, kalibaru itu perbatasan Banyuwangi-Jember. Hehe, kalau ke rumah mbah, mampir ke rumah saya.