Di suatu malam, di sudut bundaran kampus.
Di tepian sebuah sungai kotor yang tirus.
Se Sosok Tubuh kurus, terbungkus baju dan kerudung nya yang nampak tak terurus.
Malam itu,
Ku lihat kembali perempuan baya itu dengan grobak tua nya yang dekil.
Dia sendiri dan sunyi sepi ….menunggui
Gerobak bertuliskan STMJ, yang tak seorangpun ambil peduli.
Tatap matanya nanar mengawasi setiap kendaraan yang berlalu pergi.
Kalau-kalau ada yang menghampiri.
Malam pun semakin pekat,
Tetapi tak seorang pun yang mendekat.
Sesekali ianya menggeliat.
memutar tubuh nya yang semakin terasa penat.
Matanya menatap ke langit…
Menghitung gemintang yang gemerlap..
Dalam hatinya berkesah:
**
Oh Tuhan….. betapa sulit kembali ku jemput rizqi mu malam ini.
Kenapa ya Tuhan mereka di balik mobil mewah tak satu pun yang berkenan menghampiri.
Sekedar untuk berbagi rizqi untuk ku yang sedang lara ini.
Oh Tuhan….
Bukanya aku mengeluh, menapaki titian takdir Mu ini…
Tetapi melihat keadaan ini, maafkan aku sering menangis…
Tetapi Tuhan, aku bukanlah Pengemis.
Oh Tuhan…
Biarlah ku bawa gerobak tua ini dengan tanpa hampa….
Semoga aku esok tetap tidak berputus asa.
Moga esok, rizki Mu dapat kembali ku sua…
Sekedar untuk melanjutkan hidup dan menyambung nyawa..
**
Perempuan baya pun kembali ke gubuk tua,
Menutup hari dengan Doa.
Merebahkan diri, berselimutkan duka.
Semoga Tuhan senantiasa menyayangi mu Duhai engkau
Perempuan Baya.